Kebutuhan gizi saat kemoterapi memang berbeda dibandingkan dengan kebutuhan gizi pada kondisi normal. Kemoterapi mempengaruhi tubuh dalam berbagai cara, mulai dari menyebabkan efek samping seperti mual dan muntah hingga meningkatkan kebutuhan energi dan nutrisi untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Berikut adalah beberapa perbedaan utama dalam kebutuhan gizi selama kemoterapi:
1. Peningkatan Kebutuhan Kalori
Pasien yang menjalani kemoterapi sering membutuhkan lebih banyak kalori daripada biasanya. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan metabolisme akibat stres pada tubuh, kebutuhan energi untuk proses penyembuhan, dan hilangnya kalori melalui mual, muntah, atau diare. Penting untuk memastikan asupan kalori yang cukup agar tubuh memiliki energi yang diperlukan untuk melawan kanker dan pulih dari efek samping pengobatan.
2. Asupan Protein yang Lebih Tinggi
Protein sangat penting selama kemoterapi karena membantu memperbaiki dan membangun kembali jaringan tubuh yang rusak akibat pengobatan. Kebutuhan protein mungkin meningkat untuk mendukung sistem kekebalan tubuh, memperbaiki jaringan, dan mencegah penurunan massa otot. Sumber protein berkualitas tinggi seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian sangat dianjurkan.
3. Pentingnya Mikronutrien
Vitamin dan mineral memainkan peran kunci dalam mendukung kesehatan umum dan fungsi sistem kekebalan tubuh selama kemoterapi. Misalnya, vitamin C dan E adalah antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan, sementara vitamin D, kalsium, dan magnesium mendukung kesehatan tulang dan fungsi otot. Asupan yang memadai dari berbagai mikronutrien penting untuk membantu tubuh mengatasi stres fisik dan mendukung proses penyembuhan.
4. Cairan dan Hidrasi
Dehidrasi adalah risiko yang signifikan selama kemoterapi, terutama jika pasien mengalami mual, muntah, atau diare. Menjaga hidrasi yang baik sangat penting untuk fungsi tubuh yang optimal dan untuk membantu mengeluarkan racun dari sistem. Pasien dianjurkan untuk minum banyak air, serta cairan lain seperti jus, teh herbal, dan sup untuk memastikan asupan cairan yang cukup.
5. Penyesuaian untuk Mengatasi Efek Samping
Efek samping kemoterapi seperti mual, muntah, sariawan, dan perubahan rasa dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk makan dengan baik. Penyesuaian diet mungkin diperlukan untuk mengatasi efek samping ini. Misalnya, makan dalam porsi kecil tetapi sering, memilih makanan yang lembut dan mudah dicerna, serta menghindari makanan yang dapat memicu mual atau iritasi mulut.
6. Dukungan dari Ahli Gizi
Bekerja dengan ahli gizi yang berpengalaman dalam onkologi dapat sangat bermanfaat bagi pasien yang menjalani kemoterapi. Ahli gizi dapat membantu merancang rencana makan yang memenuhi kebutuhan nutrisi individu, memberikan saran tentang cara mengatasi efek samping, dan memastikan bahwa pasien mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung kesehatan dan pemulihan.