Rabies adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat, dan salah satu gejalanya yang paling terkenal adalah hidrofobia atau takut air. Kondisi ini terjadi pada orang yang terinfeksi rabies tahap lanjut dan disebabkan oleh dampak virus rabies pada otak dan sistem saraf.
Mekanisme Infeksi Rabies
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang biasanya masuk ke tubuh manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, atau kelelawar. Virus ini akan menyebar melalui saraf menuju otak dan sumsum tulang belakang. Ketika mencapai otak, virus mulai mengganggu fungsi saraf, menyebabkan peradangan otak (ensefalitis), dan mengakibatkan berbagai gejala serius, termasuk hidrofobia.
Kenapa Penderita Rabies Takut Air?
Hidrofobia, atau takut air, bukanlah rasa takut biasa. Sebenarnya, kondisi ini lebih merupakan reaksi fisik terhadap air daripada ketakutan psikologis. Pada penderita rabies, infeksi virus menyebabkan kerusakan pada saraf yang mengontrol otot-otot tenggorokan dan mulut. Ini menimbulkan rasa sakit yang luar biasa ketika mencoba menelan air, makanan, atau bahkan air liur.
Ketika penderita rabies melihat atau mendengar suara air, otot-otot tenggorokan secara otomatis kejang dan menyebabkan rasa sakit yang hebat. Kejang otot ini mengakibatkan ketakutan atau keengganan pada air, karena mereka mengetahui bahwa menelan air atau bahkan mendekati air dapat memicu rasa sakit yang tak tertahankan.
Selain itu, peradangan di otak yang disebabkan oleh virus rabies juga dapat memicu disfungsi pada area otak yang mengontrol respons rasa takut. Hal ini dapat memperburuk hidrofobia, karena otak memproses air sebagai ancaman besar.
Gejala Lain yang Menyertai Rabies
Selain hidrofobia, ada beberapa gejala lain yang muncul pada tahap lanjut rabies, antara lain:
- Kesulitan menelan: Sama seperti ketakutan terhadap air, penderita rabies juga mengalami kesulitan menelan makanan dan air liur.
- Kecemasan dan agitasi ekstrem: Rabies sering menyebabkan perubahan perilaku, termasuk kecemasan yang parah, halusinasi, dan hiperaktif.
- Kejang otot: Penderita rabies mengalami kejang pada otot-otot di berbagai bagian tubuh, terutama pada otot-otot pernapasan dan tenggorokan.
- Koma dan akhirnya kematian: Jika tidak segera ditangani, rabies hampir selalu berakibat fatal.