Halo, kayaknya udah lama banget nggak bikin caption panjang2 tentang pendakian (it’s because vakum lama sehingga menyebabkan tidak munculnya inspirasi dan ide menulis). Kalo kalian mau tau, kalo nggamau tau yaudah mending nggausah diterusin baca. Foto itu adalah expresi yang kata temen2 ‘ora kena ditakoni blas’ atau bahasa orang pada normalnya adalah ‘sakit’ atau bahasa kerennya lagi ‘Mountain Sickness’.
Aku ini tuh yaa, salah satu dari mungkin banyak penderita mountain sickness yang nggak sembuh2 dan selalu berulang. Jadiiiii hampir setiap pendakian aku kudu melewati drama2 kaya kepala pusing berat bingits dan serba serbinya. Biasanya dialami waktu baru beberapa meter jalan menanjak dari basecamp dan ketika summit atack hampir puncak. Pertanyaannya, why?? Ini jawaban berdasarkan logika dan pengamatan kebiasaanku sendiri. Yang pertama, kurangnya latihan fisik!!! Ini yang paling bikin malesss, jujur yaa aku jarang banget latian fisik sebelum mendaki (jangan ditiru).
Sehingga tubuh lama beradaptasi. Yang keduaa, sakit yang dialami waktu beberapa langkah pertama mendaki, ibaratnya tubuhmu itu kaget. Tiba2 capek, tiba2 jalan jauh, tiba2 suhu dingin, nahhh tubuh perlu waktu untuk adaptasi. Proses adaptasi inilah yg responnya beda2 tiap orang. Kalo gue, pasti pusing berat.. Sebenernya bisa sembuh dengan istirahat, tapi woy ini kan bukan dirumah cuy, jadi langsung didoping pake obat peredam nyeri. Kalo kelamaan istirahat ngga nyampe2 puncak. Terus yang ketiga, keluhan saat summit atack.
Daratan, semakin tinggi, semakin turun kadar oksigennya. Jadi bisa disimpulkan kepala puyeng waktu summit atack disebabkan karena tubuh kurang oksigen. Jadi jangan lupa bawa oxigen portable yg kecil untuk jaga2. Serba serbinya disertai masuk angin, mual, muntah, mungkin kostum kamu yang kurang tepat. Kecintaanku ini kepada puncak mungkin terlalu berlebihan yang menyebabkan sesakit apapun kondisi jiwa ini tapi kalo kaki masih bisa jalan, puncak harus ditapaki. Yahhh begitulah aku, sekali lagi jangan ditiru. Kalo kamu udah nggak kuat, mending stop dan balik, jangan dipaksain (lanjut di kolom komentar, jadi jangan komentar dulu yaks masih panjang).