Prosedur terapi desensitisasi sistematis melibatkan beberapa tahap yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan terhadap objek atau situasi tertentu melalui paparan bertahap dan penggunaan teknik relaksasi. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam prosedur terapi desensitisasi:
1. Konsultasi Awal
Evaluasi Psikologis:
- Terapi desensitisasi dimulai dengan konsultasi awal di mana terapis melakukan evaluasi psikologis untuk memahami sejarah kecemasan atau fobia pasien.
- Terapis mengumpulkan informasi mengenai gejala, intensitas ketakutan, dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari pasien.
2. Identifikasi Stimulus Fobia
Penentuan Pemicu:
- Terapis dan pasien bekerja sama untuk mengidentifikasi stimulus spesifik yang menyebabkan kecemasan atau ketakutan.
- Stimulus ini bisa berupa objek, situasi, atau aktivitas tertentu.
3. Penyusunan Hierarki Kecemasan
Pembuatan Daftar Situasi:
- Pasien dan terapis menyusun hierarki kecemasan, yaitu daftar situasi yang berhubungan dengan fobia, diurutkan dari yang paling tidak menakutkan hingga yang paling menakutkan.
- Setiap situasi dalam hierarki ini diberi nilai kecemasan berdasarkan intensitas ketakutan yang dirasakan oleh pasien.
4. Latihan Relaksasi
Teknik Relaksasi:
- Pasien diajarkan berbagai teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, relaksasi otot progresif, meditasi, atau imajinasi terpandu.
- Teknik ini penting untuk membantu pasien mengendalikan respons kecemasan mereka selama proses paparan.
5. Paparan Bertahap
Paparan Terhadap Stimulus:
- Paparan dimulai dari tingkat kecemasan terendah dalam hierarki. Misalnya, jika pasien takut terhadap anjing, paparan pertama mungkin berupa melihat gambar anjing.
- Selama paparan, pasien diminta untuk menerapkan teknik relaksasi yang telah dipelajari untuk mengurangi kecemasan.
Kemajuan Bertahap:
- Setiap sesi terapi berfokus pada satu tingkat hierarki kecemasan hingga pasien merasa nyaman dan tidak lagi merasa cemas pada tingkat tersebut.
- Setelah berhasil mengatasi satu tingkat, pasien melanjutkan ke tingkat berikutnya dalam hierarki kecemasan.
6. Evaluasi dan Penguatan
Penilaian Kemajuan:
- Terapis secara berkala mengevaluasi kemajuan pasien dan menilai efektivitas terapi.
- Jika diperlukan, terapis dapat menyesuaikan hierarki kecemasan atau teknik relaksasi yang digunakan.
Penguatan Positif:
- Terapis memberikan penguatan positif kepada pasien setiap kali mereka berhasil mengatasi suatu tingkat kecemasan.
- Hal ini membantu meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi pasien untuk melanjutkan terapi.